Selamat datang di

PONPES ZAINUL HAFIDZ AT-TAUFIQ BUWUN MAS SEKOTONG LOBAR

Zainul hafidz at-taufiq

Berdzikir, Berfikir, dan Beramal Nyata

Zainul hafidz at-taufiq

Menerima Pendaftaran Santri Baru Tahun Ajaran 2024/2025


Kata sambutan

H. Sahwan, S.Pd. (Pengasuh Pontren)

Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat datang di website resmi pondok pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq Buwun Mas. Website ini bertujuan untuk memberikan informasi dan perkembangan terkini pondok pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq kepada masyarakat. Selain itu, melalui website ini dapat menampung ide kreatif dari para santri dan ustadz baik berupa opini, jurnal, karya sastra, berita, persembahan seni, dan lain-lain. Semoga melalui website ini dapat membantu masyarakat untuk menemukan informasi yang lebih jelas tentang pondok pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq. Kami mohon saran yang membangun dari pembaca. Hal ini bertujuan untuk perbaikan kualitas dan kuantitas dari tampilan serta konten-konten website kami agar semakin produktif dan menarik. Terima kasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam pengembangan website ini.



program unggulan

Menghadirkan beragam program unggulan yang dapat dipilih.


Amtsilati Pemula

Program dasar membaca kitab kuning bagi pemula.

Amtsilati Kilat

Program belajar membaca kitab kuning dengan menggunakan metode Amtsilati 3-6 bulan.

Pasca Amtsilati

Program belajar membaca dan memahami kitab kuning tingkat lanjut dan mendalam.

TPQ

Taman Pendidikan sebagai wadah dalam belajar membaca dan memahami AL-Qur'an.

lembaga kami

Kami siap memberikan layanan pendidikan terbaik bagi Anda

Services


fasilitas pendukung

Kami berupaya menghadirkan kenyamanan dan keamanan terbaik


polio


Tampilkan 100+ Lainnya

pimpinan lembaga

Kami berupaya memberikan pelayanan terbaik untuk semua

Marzuki

Kepala Pontren

Sajidi, S.Pd.

Kepala MI

Samsul Hafiz, M.Pd.

Kepala MTs.

M. Fathul Aziz, S.Pd.

Kepala MA

Arjid

Kepala TPQ

santri

Alumni

Asatidz

Staf TU


berita & info

Bahan literasi berita terkini dan informasi menarik


Selasa, 28 Februari 2023

Guru Wan Terpilih Sebagai Ketua pada MWCNU Sekotong, Lobar

Guru Wan Terpilih Sebagai Ketua pada MWCNU Sekotong, Lobar


Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Sekotong Lombok Barat melaksanakan Konferensi MWCNU untuk memilih Pengurus Syuriah dan Tanfidziyah untuk masa khidmat 2022-2027 pada Minggu, (20/3/2022).

Bertempat di Pondok Pesantren Zainul Hafidz At Taufiq Sepi Desa Buwun Mas, acara itu dihadiri Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lombok Barat seperti Katib Syuriah; Dr. H. Akhyar Fadli, M.Si., Ketua Tanfidziyah; Dr. H. Nazar Naamy, M.Si., Wakil Sekretaris; Muhammad Juaini, S.ThI., Bendahara Umum; Moh. Jazuli, SH., M.Kn., serta beberapa wakil-wakil ketua, a’wan, ketua-ketua Banom dan Lembaga, dan para pengurus Ranting NU se-Kecamatan Sekotong.

Setelah laporan pertanggungjawaban pengurus periode 2016-2022, para peserta menyepakati untuk pemilihan secara aklamasi yang menghasilkan, TGH. Mastur Jallalain, Pengasuh Pondok Pesantren Subulussalam Dusun Tembowong Desa Pelangan sebagai Rois Syuriyah dan H. Sahwan, S.Pd., Pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hafidz At Taufiq Dusun Sepi Desa Buwun Mas sebagai Ketua Tandfidziyah.

Terpilihnya Guru Wan (sapaan akrab, H. Sahwan) diharapkan dapat memberi semangat kepada warga NU di Kecamatan Sekotong untuk lebih giat bergerak dan berkegiatan dalam menyebar dan mempertahankan faham ahlussunah wal jama’ah annahdliyah.

“Kami optimis MWCNU Kecamatan Sekotong dibawah kepemimpinan Guru Wan akan maju dan mampu melestarikan tradisi-tradisi yang sudah diwariskan oleh para ulama-ulama NU sebelumnya.” Harap M. Kasim, salah satu kader penggerak NU di Sekotong.

Guru Wan di pilih oleh musyawirin untuk mengantikan TGH. Hamdi, S.Pd.I yang menjabat sebagai ketua pada periode sebelumnya. Sementara TGH. Mastur Jallalain, dipercayakan sebagai pemegang komando tongkat NU di Sekotong mengantikan TGH. Sahwan, sebagai Rois Suriyah pada periode sebelumnya.

Sumber : Qolama

Jumat, 26 Februari 2021

Peletakan Batu Pertama Pondok Pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq Buwun Mas Sekotong

Peletakan Batu Pertama Pondok Pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq Buwun Mas Sekotong

Di dusun itu berdiri sebuah Pondok Pesantren yang oleh pendirinya H. Sahwan, S.Pd diberi nama “Zainul Hafidz” At-Taufiq. Tepat di Ponpes itu, Mobil yang telah menempuh perjalanan sekitar satu jam setengah dari Kota Mataram itu berhenti. Mengenakan kopiah hitam, berbalut batik yang dominan warna hijau serta celana panjang hitam turun dari kendaraan.

Ratusan masyarakat sudah menunggu kehadiran penumpangnya. Puluhan pengurus ponpes sudah siap menyambut dan berjabat salam dengan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah. Meski cuaca sedikit panas, namun tidak menurunkan antusiasme keluarga besar ponpes dan masyarakat sekitar. 

Dalam arahanya, Doktor Zul menegaskan bahwa kehadiran Pondok Pesantren akan membawa perubahan bagi peradaban hidup manusia. Sebab pesantren itu senantiasa menghadirkan banyak hal untuk menghadapi tantangan zaman ke depan. Apalagi di tengah kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat seperti saat ini.

“Karena di zaman ini, kemajuan teknologi informasi dan lain sebagainya, masyarakat itu kadang duduk berdampingan, duduk bersama, tapi jarang berkomunikasi langsung,” ungkap Gubernur saat Peletakan Batu Pertama Pembangunan Lembaga Pendidikan Yayasan Pondok Pesantren “Zainul Hafidz” At-Taufiq, Dusun Sepi, Desa Buwun Mas, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Kemajuan teknologi saat ini lanjutnya, tidak menjadikan jabatan seseorang sebagai pembawa kebahagiaan. Justru semakin tinggi jabatan seseorang, semakin sedikit sahabat dan saudara sejatinya.

“Jabatan gubernur, jabatan bupati, bahkan jabatan presiden, adalah jabatan yang penuh kesunyian. Jabatan yang dihinggapi rasa sepi yang mencekam,” jelas orang nomor satu di NTB itu di hadapan ratusan masyarakat yang hadir.

Karena itu, Gubernur mengingatkan, rasa syukur terhadap segala yang dimiliki saat ini merupakan kunci kebahagiaan. Memiliki banyak harta serta rumah yang besar, belum tentu hidupnya bahagia. Kadang katanya, ada yang berpenghasilan miliar rupiah serta rumah seharga triliunan, tapi selama hidupnya hanya bisa makan obat.

Selain itu, Doktor Zul mengajak masyarakat Sekotong untuk menulis cerita indah tentang daerahnya. Yaitu cerita yang membangkitkan semangat bagi masyarakat untuk menatap masa depan.

“Hari ini saya menjadi saksi, pendiri Ponpes ini ingin menulis cerita masa depan Sekotong dengan cerita yang menyenangkan,” katanya yang disambut tepuk tangan masyarakat seraya berharap bahwa keberanian meletakkan batu pertama adalah ikhtiar maksimal mengatakan pada dunia, masa depan Sekotong adalah cikal bakal yang Gemilang bagi anak cucu di masa yang akan datang.

Sumber: Ampenan News

Mengenal Pontren Zainul Hafidz At-Taufiq Lombok Barat

Mengenal Pontren Zainul Hafidz At-Taufiq Lombok Barat

Pondok pesanteran Zainul Hafidz At-Taufiq terletak di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pondok pesantren ZHA secara resmi didirikan pada tahun 2018 oleh Ust. H. Sahwan, S.Pd. Program unggulan yang ditawarkan pondok pesantren ZHA adalah mahir membaca dan memahami kitab kuning melalui metode Amsilati. Amtsilati adalah metode cepat dalam belajar ilmu nahwu syaraf. Setelah menguasai ilmu nahwu syaraf dengan baik, santri lebih mudah dalam membaca dan menerjemahkan kitab kuning (kitab gundul) termasuk membaca dan menafsirkan Al Qur'an secara mendalam. Metode Amsilati ini ditemukan oleh KH Taufiqul Hakim dari Jepara, Jawa Tengah. Untuk itu, pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq, sengaja mendatangkan beberapa orang guru atau ustazd dari Jepara. Mereka secara khusus mengajarkan metode Amsilati kepada para santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren ini.

Pondok pesantren ZHA berdiri di atas lahan seluas 14 hektar. Memasuki kawasan pondok pesantren ZHA, kita akan disuguhkan pemandangan perbukitan yang sejuk nan hijau. Di tengah-tengah perbukitan tersebut, kita dapat menyaksikan dengan anggun pondok pesantren ZHA. Pada kawasan tersebut berdiri mushala yang cukup luas, asrama terpisah untuk santri putra dan putri, gedung kelas dan kantor administrasi untuk Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Satu hal yang cukup unik bagi sebuah pondok pesantren adalah tampak berderet puluhan buah bangunan terbuka yang dibuat dari kayu jati beratap rumbia. Masyarakat Sasak biasa menyebutnya berugaq, yaitu bangunan yang mirip gazebo.

Keberadaan puluhan berugaq di pondok pesantren ZHA, erat kaitannya dengan kearifan lokal masyarakat Sasak pada umumnya dan masyarakat Sekotong pada khususnya. Berugaq merupakan bagian penting dalam seni arsitektur tradisional masyarakat Sekotong. Berugaq biasanya dibangun terpisah dengan rumah induk. Berugaq digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu, mengaji, musyawarah, bahkan tempat untuk memandikan jenazah. Begitu juga di pondok pesantren ZHA, selain tempat untuk menerima tamu dan tempat santri makan bersama, berugaq dimanfaakan sebagai tempat interaksi belajar mengajar dan muthalaah kitab.

Pemanfaatan berugaq sebagai tempat belajar memberikan pengaruh yang positif bagi motivasi dan prestasi belajar santri. Para santri dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan jenjang kemampuannya. Masing-masing kelompok tersebut nantinya akan menempati berugaq yang telah ditentukan untuk belajar membaca kitab kuning. Pembagian kelompok ini dapat meredam atau mengurangi kebisingan saat belajar. Guru atau ustadz merasa efektif dalam menyampaikan materi ajar karena dapat lebih fokus dalam kelompok-kelompok kecil. Suasana belajar seperti ini memberikan kenyamanan tersendiri bagi guru dan santri. Siswa lebih mudah menghafalkan dan memahami materi yang diberikan guru. Semilir angin sepoi menambah kesejukan yang dapat menjaga konsentrasi dan kebugaran siswa saat belajar.

Untuk diketahui, santri baru yang menuntut ilmu di pondok pesantren ZHA diharuskan tinggal di asrama yang telah disediakan. Untuk menunjang pembelajaran nonformal, pondok pesantren ZHA juga menyelenggarakan pendidikan formal bagi santrinya. Pendidikan formal tersebut antara lain Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Sejak peresmian peletakan batu pertama pada tahun 2019, madrasah ini sudah lama dinantikan masyarakat. Pada ajaran baru tahun 2020, pondok pesantren ZHA secara resmi telah melaksanakan pembelajaran. Kurikulum yang diterapkan adalah sesuai dengan KMA 183 dan KMA 184 tahun 2019.

Pembelajaran di awal tahun ajaran baru, sedikit terkendala oleh merebaknya penularan virus korona atau yang dikenal dengan Covid-19. Beberapa sekolah dan pondok pesantren ditutup untuk sementara waktu. Hal tersebut berimbas pada pembelajaran di MI, MTs, dan MA pondok pesantren ZHA. Pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya di dalam ruang kelas. Namun hal tersebut dapat disiasati dengan menerapkan pembelajaran berbasis kelompok. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yaitu kurang dari 10 orang. Beberapa kelompok kecil tersebut selanjutnya akan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan berugaq yang telah ditentukan. Setiap berugaq telah dilengkapi papan tulis mini dan alat tulis. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19 sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah. Sebelum belajar, siswa diwajibkan melakukan skrining suhu tubuh terlebih dahulu, kemudian mencuci tangan pada tempat yang telah disiapkan, menjaga jarak, dan menggunakan masker yang telah dibagikan. Kemudian, untuk pengembangan diri, siswa diwajibkan untuk mengikuti ektrakurikuler pramuka. Selain itu, salah satu ekstrakurikuler unggulan pondok pesantren ini adalah seni Hadrah. Kelompok hadrah ini berhasil mencuri perhatian masyarakat sekitar. Penampilannya selalu memukau penonton. Bahkan, kelompok hadrah ini kerap kali diundang ke beberapa tempat untuk tampil pada acara-acara keagamaan seperti maulid nabi, isra’ mi’raj, dan lain-lain.

Satu hal yang patut diapresiasi, pendirian pondok pesantren ini adalah berkat inisiasi dan swadana ustadz H. Sahwan, S.Pd atau yang akrab dipanggil Guru Wan. Beliau adalah seorang guru yang mendedikasikan dirinya di sebuah sekolah dasar di Desa Buwun Mas. Sekian lama masyarakat Desa Buwun Mas, tempatnya tinggal, sangat merindukan lembaga pendidikan pondok pesantren yang khusus mempelajari kitab kuning. Akhirnya, melalui dana pribadi yang dimiliki, beliau berhasil mewujudkan impian tersebut. Berdirinya pondok pesantren ini tentu saja menghadapi berbagai kendala. Namun, berkat tekad kuat beliau dan dukungan masyarakat, kini pondok pesantren ZHA telah berjalan hampir 3 tahun. Untuk membiayai operasional dan pengembangan, pondok pesantren ZHA mengembangkan potensi yang ada di sekitar pondok. Beberapa wirausaha yang dikembangkan antara lain budi daya jamur tiram, sarang burung walet, budidaya ikan kolam, peternakan ayam konsumsi, tanaman holtikultura, dan pohon bernilai ekonomis tinggi.

Usia pondok pesantren ini memang masih belia, namun beberapa waktu lalu salah satu siswa MA berhasil meraih juara pertama tingkat nasional pada lomba pantun yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pengabdian dan bakti guru tak akan lekang oleh waktu. Guru bersama masyarakat, bersama-sama bahu-membahu membangun dan lindungi negeri sepanjang hayat.

PETA & kontak

Telusuri lokasi kami dan berikan masukan

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *