Jumat, 26 Februari 2021

Mengenal Pontren Zainul Hafidz At-Taufiq Lombok Barat

Pondok pesanteran Zainul Hafidz At-Taufiq terletak di Desa Buwun Mas Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pondok pesantren ZHA secara resmi didirikan pada tahun 2018 oleh Ust. H. Sahwan, S.Pd. Program unggulan yang ditawarkan pondok pesantren ZHA adalah mahir membaca dan memahami kitab kuning melalui metode Amsilati. Amtsilati adalah metode cepat dalam belajar ilmu nahwu syaraf. Setelah menguasai ilmu nahwu syaraf dengan baik, santri lebih mudah dalam membaca dan menerjemahkan kitab kuning (kitab gundul) termasuk membaca dan menafsirkan Al Qur'an secara mendalam. Metode Amsilati ini ditemukan oleh KH Taufiqul Hakim dari Jepara, Jawa Tengah. Untuk itu, pengasuh Pondok Pesantren Zainul Hafidz At-Taufiq, sengaja mendatangkan beberapa orang guru atau ustazd dari Jepara. Mereka secara khusus mengajarkan metode Amsilati kepada para santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren ini.

Pondok pesantren ZHA berdiri di atas lahan seluas 14 hektar. Memasuki kawasan pondok pesantren ZHA, kita akan disuguhkan pemandangan perbukitan yang sejuk nan hijau. Di tengah-tengah perbukitan tersebut, kita dapat menyaksikan dengan anggun pondok pesantren ZHA. Pada kawasan tersebut berdiri mushala yang cukup luas, asrama terpisah untuk santri putra dan putri, gedung kelas dan kantor administrasi untuk Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Satu hal yang cukup unik bagi sebuah pondok pesantren adalah tampak berderet puluhan buah bangunan terbuka yang dibuat dari kayu jati beratap rumbia. Masyarakat Sasak biasa menyebutnya berugaq, yaitu bangunan yang mirip gazebo.

Keberadaan puluhan berugaq di pondok pesantren ZHA, erat kaitannya dengan kearifan lokal masyarakat Sasak pada umumnya dan masyarakat Sekotong pada khususnya. Berugaq merupakan bagian penting dalam seni arsitektur tradisional masyarakat Sekotong. Berugaq biasanya dibangun terpisah dengan rumah induk. Berugaq digunakan sebagai tempat untuk menerima tamu, mengaji, musyawarah, bahkan tempat untuk memandikan jenazah. Begitu juga di pondok pesantren ZHA, selain tempat untuk menerima tamu dan tempat santri makan bersama, berugaq dimanfaakan sebagai tempat interaksi belajar mengajar dan muthalaah kitab.

Pemanfaatan berugaq sebagai tempat belajar memberikan pengaruh yang positif bagi motivasi dan prestasi belajar santri. Para santri dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan jenjang kemampuannya. Masing-masing kelompok tersebut nantinya akan menempati berugaq yang telah ditentukan untuk belajar membaca kitab kuning. Pembagian kelompok ini dapat meredam atau mengurangi kebisingan saat belajar. Guru atau ustadz merasa efektif dalam menyampaikan materi ajar karena dapat lebih fokus dalam kelompok-kelompok kecil. Suasana belajar seperti ini memberikan kenyamanan tersendiri bagi guru dan santri. Siswa lebih mudah menghafalkan dan memahami materi yang diberikan guru. Semilir angin sepoi menambah kesejukan yang dapat menjaga konsentrasi dan kebugaran siswa saat belajar.

Untuk diketahui, santri baru yang menuntut ilmu di pondok pesantren ZHA diharuskan tinggal di asrama yang telah disediakan. Untuk menunjang pembelajaran nonformal, pondok pesantren ZHA juga menyelenggarakan pendidikan formal bagi santrinya. Pendidikan formal tersebut antara lain Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah. Sejak peresmian peletakan batu pertama pada tahun 2019, madrasah ini sudah lama dinantikan masyarakat. Pada ajaran baru tahun 2020, pondok pesantren ZHA secara resmi telah melaksanakan pembelajaran. Kurikulum yang diterapkan adalah sesuai dengan KMA 183 dan KMA 184 tahun 2019.

Pembelajaran di awal tahun ajaran baru, sedikit terkendala oleh merebaknya penularan virus korona atau yang dikenal dengan Covid-19. Beberapa sekolah dan pondok pesantren ditutup untuk sementara waktu. Hal tersebut berimbas pada pembelajaran di MI, MTs, dan MA pondok pesantren ZHA. Pembelajaran tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya di dalam ruang kelas. Namun hal tersebut dapat disiasati dengan menerapkan pembelajaran berbasis kelompok. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil yaitu kurang dari 10 orang. Beberapa kelompok kecil tersebut selanjutnya akan melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan berugaq yang telah ditentukan. Setiap berugaq telah dilengkapi papan tulis mini dan alat tulis. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol pencegahan Covid-19 sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah. Sebelum belajar, siswa diwajibkan melakukan skrining suhu tubuh terlebih dahulu, kemudian mencuci tangan pada tempat yang telah disiapkan, menjaga jarak, dan menggunakan masker yang telah dibagikan. Kemudian, untuk pengembangan diri, siswa diwajibkan untuk mengikuti ektrakurikuler pramuka. Selain itu, salah satu ekstrakurikuler unggulan pondok pesantren ini adalah seni Hadrah. Kelompok hadrah ini berhasil mencuri perhatian masyarakat sekitar. Penampilannya selalu memukau penonton. Bahkan, kelompok hadrah ini kerap kali diundang ke beberapa tempat untuk tampil pada acara-acara keagamaan seperti maulid nabi, isra’ mi’raj, dan lain-lain.

Satu hal yang patut diapresiasi, pendirian pondok pesantren ini adalah berkat inisiasi dan swadana ustadz H. Sahwan, S.Pd atau yang akrab dipanggil Guru Wan. Beliau adalah seorang guru yang mendedikasikan dirinya di sebuah sekolah dasar di Desa Buwun Mas. Sekian lama masyarakat Desa Buwun Mas, tempatnya tinggal, sangat merindukan lembaga pendidikan pondok pesantren yang khusus mempelajari kitab kuning. Akhirnya, melalui dana pribadi yang dimiliki, beliau berhasil mewujudkan impian tersebut. Berdirinya pondok pesantren ini tentu saja menghadapi berbagai kendala. Namun, berkat tekad kuat beliau dan dukungan masyarakat, kini pondok pesantren ZHA telah berjalan hampir 3 tahun. Untuk membiayai operasional dan pengembangan, pondok pesantren ZHA mengembangkan potensi yang ada di sekitar pondok. Beberapa wirausaha yang dikembangkan antara lain budi daya jamur tiram, sarang burung walet, budidaya ikan kolam, peternakan ayam konsumsi, tanaman holtikultura, dan pohon bernilai ekonomis tinggi.

Usia pondok pesantren ini memang masih belia, namun beberapa waktu lalu salah satu siswa MA berhasil meraih juara pertama tingkat nasional pada lomba pantun yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pengabdian dan bakti guru tak akan lekang oleh waktu. Guru bersama masyarakat, bersama-sama bahu-membahu membangun dan lindungi negeri sepanjang hayat.

Tags :

bm

Zainul Hafidz At-Taufiq

Pontren Zainul Hafidz At-Taufiq

Buwun Mas Sekotong Lombok Barat NTB

  • Zainul Hafidz At-Taufiq
  • 2020
  • Jalan Tanjung Menangis Buwun Mas
  • ppzainulhafidzattaufiq@gmail.com
  • +6281803655386